10/08/11

NIOBE: Tragedi sang Ratu Thebes


Kutukan atas Pelops yang dilontarkan Myrtilos, putra Hermes, tidak hanya menimpa anak-anak Pelops, tetapi juga seluruh keturunan Tantalos yang telah melakukan penghinaan kepada para dewa. Selain Pelops, Tantalos juga mempunyai seorang putri yang bernama Niobe (baca: Niove) dan inilah kisah tragedinya:

Tragedi Niobe

Niobe menikah dengan Amphion, raja Thebes yang memperoleh takhtanya dengan mengalahkan Lykos, penguasa Thebes sebelumnya. Kemudian untuk melindungi kota, Amphion membangun dinding-dinding kota Thebes dengan cara yang ajaib. 

Ia memainkan lyranya dan batu-batu yang mendengar keindahan nyanyian Amphion bergerak dengan sendirinya. Perlahan, satu demi satu batu itu bertumpukan hingga membentuk tembok dan gerbang kota Thebes. Peristiwa ajaib itu tersebar ke seluruh pelosok Yunani, hingga membuat Amphion dan Thebes termahsyur.

Dari hasil pernikahannya, Niobe memiliki enam anak laki-laki dan enam anak perempuan yang semuanya berwajah rupawan. Ratu Thebes itu merasa sangat bangga karena memiliki anak-anak yang sempurna, suami yang termahsyur di seluruh Yunani dan kekayaan yang berlimpah ruah. Tetapi kesombongan selalu mendekati orang-orang yang mabuk kekuasaan, kekayaan dan kemahsyuran. 

Niobe tidak habis pikir mengapa orang-orang menghormati dewa-dewa yang tidak terlihat wujudnya. Sementara dirinya memiliki segalanya yang diinginkan semua manusia di dunia. Mengapa bukan dirinya saja yang dihormati sehingga orang-orang tidak perlu memuja para dewa lagi. Ratu Thebes itu merasa apa yang dimilikinya melebihi apa yang dimiliki para dewa.

Keangkuhan Niobe semakin lama semakin menjadi-jadi dan inilah puncaknya:

Suatu hari di Thebes akan diselenggarakan upacara pengorbanan kepada dewi Leto dan kedua anaknya: Apollo dan Artemis. Seluruh warga kota sibuk mempersiapkan upacara pengorbanan itu yang akan diselenggarakan di kuil Leto. Niobe yang mengetahuinya sangat terusik. Ia mendatangi warga Thebes dan melarang mereka untuk melakukan upacara di kuil tersebut. 

Di depan rakyat Thebes, Niobe menyombongkan dirinya lebih cantik daripada Leto. Ia memiliki duabelas anak-anak yang sempurna, tidak sebanding dengan Leto yang hanya memiliki dua anak: Apollo dan Artemis. Tidak cukup sampai disitu, ia juga mengejek Artemis yang berpakaian seperti laki-laki dan Apollo yang berambut panjang dan memakai gaun seperti perempuan. Niobe memerintahkan semua orang melepaskan rangkaian daun zaitun dari kepala dan menyuruh mereka meninggalkan kuil.

Semua warga kota Thebes menuruti kehendak ratunya dengan takut. Tetapi Leto yang menyaksikan semua peristiwa ini, amarahnya tidak tertahankan lagi. Ia memanggil Apollo dan Artemis untuk membalas dendam sekaligus memberi pelajaran kepada umat manusia.


Apollo dan Artemis melaksanakan perintah ibunya dan melesat menuju Thebes. Saat Apollo tiba, keenam anak laki-laki Niobe sedang berada di depan pintu gerbang Thebes. Apollo mengeluarkan anak panah emasnya yang membawa maut dan memanah satu demi satu anak Niobe hingga tidak ada lagi yang tersisa.

Artemis mendapat giliran selanjutnya. Dewi yang anak panahnya tidak pernah meleset ini membidik keenam anak perempuan Niobe satu demi satu hingga semuanya tidak bernyawa. Karena sangat berduka, raja Amphion memilih bunuh diri di depan mayat anak-anaknya. Dan kini tinggal Niobe sendiri yang menangis tanpa henti menghadapi kenyataan yang mengerikan ini.

Selama sembilan hari sembilan malam anak-anak Niobe tergeletak begitu saja tanpa dikubur karena Zeus mengubah mayat mereka menjadi batu. Baru pada hari kesepuluh, dewa-dewa sendirilah yang mengubur anak-anak Niobe tersebut.

Sementara Niobe dengan duka mendalam pergi meninggalkan Thebes dan menetap di tempat kelahiran ayahnya di Sypilos, Lidya. Setiap hari Niobe selalu menangis karena kesedihan yang tak tertanggungkan hingga Apollo mengubahnya menjadi seonggok batu yang terus menerus mengeluarkan air mata.

Sampai saat ini batu yang berbentuk seperti wanita yang bersedih masih bisa dilihat di Gunung Sypilos yang terletak di dekat Smyrna, Turki. Batu ini disebut "Batu yang Menangis" dan konon mengeluarkan air mata seperti Niobe yang sedang meratapi nasibnya yang malang...


Catatan: Mitos ini memiliki banyak variasi gubahan, tetapi versi disini diambil dari karya Homeros, Iliad. Sebagai contoh, untuk jumlah anak Niobe menurut Homeros duabelas orang, tetapi versi Hesiodes menyebutkan duapuluh, versi Alkman dan Hellanikus enam orang, Sappho delapan, Herodotus empat, Euripides dan Apollodorus empatbelas.


Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar


 

Footer Widget #1

Copyright 2010 Aerodeo Messias. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Blogger Template