11/08/11

Hitler di Masa Muda

Dari sekian banyak hal-hal yang menakjubkan di dunia ini, tiada yang lebih mengherankan daripada manusia - Sophocles (497-406 SM)

Saya tidak tahu apa yang sedang Sophocles pikirkan ketika ia melontarkan pernyataan seperti itu. Apakah ia sedang mimikirkan sebuah keajaiban yang Tuhan berikan bagi makhluk yang paling ia cintai, atau apakah ia sedang merasa gelisah tentang ketakutan ia sendiri terhadap kemungkinan-kemungkinan dari buah pemikiran manusia yang dapat menjadi sebuah tindakan mengerikan.

Gambar Hitler di Usia Muda

Meskipun tindakannya banyak dikutuk, namun sebagaimana orang-orang lain yang pernah mewarnai sejarah, nama Adolf Hitler akan tetap tercantum di berbagai buku sejarah sebagai seorang yang penuh ambisi, nasionalistik, dan penuh semangat dalam menggapai keinginannya.

Sebelum pecah Perang Dunia II, di berbagai surat kabar baik di Jerman maupun di luar Jerman dapat dibaca berbagai berita bahwa nama keluarga Adolf Hitler sebenarnya adalah Schicklgruber. Ayahnya adalah seorang pegawai yang menurut Mein Kampf (Buku memoar karangan Hitler sendiri) merupakan orang yang rajin dan penuh dedikasi sebagai kepala keluarga.

Ibu Alois melahirkan anaknya sebelum ia menikah dengan seorang pria yang menurut berbagai sumber bukanlah seorang yang hebat bernama J. George Hiedler. Mereka hidup miskin dan bahkan harus tidur di tempat makan hewan. Marriane meninggal setelah 5 tahun usia perkawinan mereka.

Alois muda kemudian di rawat oleh ayah tirinya yang bernama J.Nepomuk Hiedler. Hiedler memperlakukan Alois dengan baik, sehingga ia kemudian mengganti namanya dari Schicklengruber menjadi Hiedler.

Alois dalam pernikaannya yang ketiga memperistri Klara Polzl, seorang cucu dari Nepomuk Hiedler. Intinya, ia menikah dengan keponakannya sendiri. Ia berusia 25 tahun sedangkan Alois 48 tahun. Dari Klara inilah nanti lahir seorang yang kemudian di sebut dengan Adolf Hitler.

Adolf Hitler lahir pada pukul 18.30 Sabtu tanggal 20 April 1889 di desa Baranau di pinggir sungai Inn. Tempat itu masuk dalam kekaisaran Austria, tapi di seberang tempat itu sudah termasuk ke dalam wilayah Jerman.

Di masa kanak-kanaknya Hitler tidak terlalu menonjol di dalam berbagai mata pelajaran kecuali sejarah dan geografi. Ia juga menyenangi pelajaran menggambar 'seni' dan ia cukup baik pada pelajaran itu. Satu lagi yang menarik dari masa kecilnya adalah bahwa ia suka main perang-perangan atau bermain "Polisi dan Perampok". Namun ia bukanlah orang yang suka berkelahi, ia lebih suka menggunakan lidahnya yang lancar daripada tinjunya. Ia lebih gesit dan cerdik daripada anak-anak lain dan dalam permainan ia selalu menggunakan pikirannya sebaik-baiknya.

Di samping hobby mainnya yang aneh itu, pengaruh di masa kediktatorannya juga muncul dari perpustakaan yang dimiliki oleh ayahnya. Seperti lazimnya orang yang cukup berpunya di Austria, mereka mempunyai perpustakaan pribadi di kediaman mereka. Dalam usia kira-kira 10 tahun, Adolf muda melihat sejumlah buku militer dalam perpustakaannya, di antaranya terdapat sejumlah majalah bergambar yang terbit sewaktu perang Jerman-Perancis (1870).

Seperti halnya Napoleon atau beberapa orang besar lainnya dalam sejarah umat manusia, Hitler tidak banyak mempunyai sahabat. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia hampir tidak pernah bergaul lagi dengan teman-teman sekolahnya. Di lingkungannya, ia juga hampir2 tidak pernah bergaul dengan teman sebayanya. Ia hanya cocok dengan seorang bernama Kubizek, bukan karena mereka benar-benar sahabat, namun lebih karena Kubizek lebih rendak pendidikannya, atau lebih rendah tingkat intelegensinya. Hitler adalah orang yang suka bicara, namun bukan bicara dalam bentuk tanya jawab, ia lebih suka berbicara dalam bentuk monolog. Singkatnya, ia lebih suka melihat orang lain diam saja dan pasif mendengarkan ketika ia bicara.

Di masa muda itunya pula orang-orang mulai melihat sesuatu yang berbeda di mata Hitler. Seperti yang banyak di tulis di berbagai artikel, pada waktu-waktu terakhir hidupnya, meskipun tubuhnya sudah sakit-sakitan dan lemah, ia masih mempunyai mata yang bersinar-sinar. Mata yang mempunyai daya magnetis, mata yang bahkan dapat menundukan orang-orang cemerlang sekelas Albert Speers dan Krupp, Industrialis Jerman yang cemerlang.

Pada waktu Hitler masih duduk sebagai siswa sekolah menengah, gurunya yang bernama Gissinger sudah tertarik dengan mata Adolf itu, yang dikatakannya "bersinar". Lain cerita mengatakannya sebagai "mata dewa". Ibu Kubizek, sahabat Hitler juga pernah mengatakan bahwa "Alangkah luar biasa mata sahabatmu itu." Namun dalam nada bicaranya lebih terbersit ketakutan daripada kekaguman.

Hitler muda juga merupakan seorang pemimpi. Pernah suatu waktu ia membeli sebuah lotre dan memimpikan berbagai hal jika ia mendapatkan undian utamanya. Ia murka besar ketika semua yang ia impikan ternyata meleset. Di masa-masa itu pulalah ia terus bermimpi, karena bakatnya dalam hal melukis, ia akan menjadi seorang pelukis dan seniman yang luar biasa. Untuk mengejar impiannya itu, maka Hitler muda hijrah ke Wina. Ibukota Austria sekaligus ibu kota bagi seni di Eropa Tengah. Ia hidup di Wina dengan uang pensiun yang diberikan pemerintah untuk ayahnya. Di sana ia hidup berkecukupan, namun setelah ibunya meninggal. Ia terpaksa hidup dengan sisa warisan yang tidak seberapa.

Singkat cerita, karena ia tidak mampu berhemat, Hitler muda menjadi gembel. Ia hidup menggelandang sementara impiannya untuk menjadi seorang seniman hancur karena ia berkali-kali gagal dalam ujian masuk akademi kesenian. Di masa-masa inilah kebenciaanya terhadap Yahudi mulai tumbuh, antara lain karena ia melihat begitu banyak orang Yahudi yang berkuasa atas tanah di ekonomi di Wina. Ia menuduh bahwa nasibnya yang menggembel beserta ribuan orang miskin lain di Wina adalah salah dari Yahudi2 itu. "Orang Jerman harus menjadi tuan di rumahnya sendiri." Ia menggangap bahwa Jerman dan Austria merupakan satu kesatuan, karena mereka berasal dari ras yang sama, dan mempunyai kebudayaan mirip. Dapat diibaratkan dengan Indonesia dan Malaysia di masa sekarang.

Ketika cukup umur, Hitler muda seharusnya masuk ke dalam milisi (wajib militer) namun ia menolak dan pergi ke Munich, ibukota Bavaria, Jerman. Ia sempat ditangkap di sana, namun karena dianggap tidak layak kesehatannya, ia dilepaskan kembali. Tidak ada catatan yang cukup rinci menjelaskan hidup Hilter di Munich, hingga perang dunia I meletus, ia mendaftarkan dirinya sebagai tentara sukarela dalam resimen setempat.

Resimen Hilter ditugaskan untuk pergi ke Belgia dan dalam sebuah perjalanan, resimen tersebut dihujani artileri secara bertubi-tubi hingga bersisa 600 orang saja. Namun justru karena peristiwa itulah, ia diangkat menjadi seorang Kopral.

Sungguh mengherankan, Hitler muda yang compang-camping, hidup menggembel di Wina dan Munich dan tidak punya disiplin mampu beradaptasi dengan budaya militer yang keras. Ia seakan menemukan disiplin dirinya kembali sama ketika ia masih mempunyai ayah dahulu. Sebagai seorang kopral, ia menjalankan tugasnya dengan baik. Ia rajin dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Terlebih lagi, ia menjadi seorang patriot yang ingin berjuang hingga titik penghabisan. Pernah suatu waktu ia terlibat perkelahian dengan seorang prajurit karena prajurit itu tidak mempunyai motivasi tinggi dalam berjuang, ia ingin menembak kakinya sendiri sebagai alasan pulang ke kampung halaman. Dan Hitler mengganggap ungkapan orang itu sebagai biadab.

Hitler pernah terluka dua kali ketika berperang, pertama luka akibat pecahan peluru ketika ia hendak mengantarkan sebuah surat ke pos pengamatan, sedangkan luka kedua akibat gas mustard ketika ia berada di sebuah kubu pertahanan parit 50km dari Paris. Luka akibat gas itu hampir membuatnya buta 'mungkin ini pula sebab ia tidak pernah menggunakan gas dalam pertempuran ketika perang dunia 2 pecah'. Karena dianggap berjasa, ia dianugerahi bintang salib besi. Sebuah penghargaan tertinggi yang mampu didapat seorang sipil yang bertugas dalam militer waktu itu.

Ketika perang dunia I pecah, Hitler seperti kebanyakan orang lain di Austria dan Jerman terbawa ke dalam sentimen masyarakat yang baru, memimpikan sebuah masa depan yang baru. Ia memimpikan kejadian yang hebat, dimana ia dapat memegang perang penting dan dapat membuktikan kelebihannya daripada orang lain. Ia mendaftarkan diri sebagai relawan pada Resimen Infanteri ke2 Bavaria. Sesuatu yang menarik yang perlu diperhatikan ketika selama ia bertugas adalah bahwa ia mampu menyesuaikan dengan kedisiplinan dan tata tertib kemiliteran, sebuah sikap yang sama sekali tidak ia punyai sewaktu ia hidup menggelandang di Wina. Ia menjalankan perannya sebagai serdadu dengan giat, sehingga sering menyebabkan jengkel kawan-kawan seperjuangannya, tapi memberi kesan yang baik pada atasannya.


Gambar Hitler dan Beberapa Anggota NSDAP

Tidak banyak diketahui bagaimana seluk beluknya di dalam kedinasan kecuali beberapa surat pribadinya ketika ia mendapat cuti di Berlin yang berhasil ditemukan oleh Dr. Jetzinger, seorang peneliti sejarah berkebangsaan Austria yang menyatakan bahwa keinginannya yang kuat untuk kembali ke dalam medan pertempuran.Ia berhasil menemukan kembali disiplin dan tata tertib yang dialaminya ketika ayahnya masih hidup.



Menjelang akhir bulan peperangan, dalam pertempuran di bulan Oktober 1918 Hitler menggalami serangan gas beracun 'gas mustard' di daerah pertempuran Ypern. Dalam keadaan pingsan dan setengah buta, ia diangkut ke rumah sakit di Pasewalk, Pommern. Dalam bulan berikutnya Jerman menggalami kekalahan. Delegasi Jerman meminta gencatan senjata, Kaisar diturunkan dan revolusi terjadi di mana-mana. Angkatan laut memberontak dan angkatan darat terpecah-pecah. Banyak anggotanya yang lari atau tidak kembali ke kesatuannya setelah mengambil cuti. Panglima-panglima tinggi seperti Hidenburg dan Ludendorff meletakkan jabatannya, pemerintah dijalankan oleh kaum sipil yang terdiri dari golongan menengah, tidak sedikit dari mereka yang sosialis. Kaum sosialis, spartatis, demokrat, royalis dan militer mengadakan aksi mereka masing-masing. Negara Jerman kacau balau dan diambang kebangkrutan. Harga-harga melonjak drastis dan masyarakat jatuh ke dalam kemiskinan.

Posisi Hitler ketika kekacauan itu terjadi tidaklah begitu jelas. Tidak ada arsip resmi yang mengatakan secara tegas peran Hitler. Menurut beberapa buku seperti Mein Kampf dan cacatan2 partai NAZI, Hitler pernah ditangkap oleh kaum Komunis, namun ia berhasil lolos. Sesuatu yang jelas bahwa ia masih tetap tercatat sebagai anggota di dinas tentara. Dan kesatuannya kembali utuh setelah banyak peristiwa di Bavaria. Sebuah catatan dalam arsip menunjukkan bahwa Hitler mulai tampil sebagai peseta suatu kursus orientasi dan indoktrinasi politik yang diselenggarakan oleh tentara bavaria di Universitas Munchen untuk perwira dan bintara-bintara yang terpilih.

Kesatuan itu dibawah komando dari Kapten Mayr. Ia membentuk kesatuan politik itu dengan tujuan mengatasi kekacauan politik yang merajalela di masa itu, pihak tentara mendirikan departemen yang tidak hanya mengatur, mengawasi dan menyensor tetapi juga mengadakan propaganda dan indoktrinasi politik.  Tetapi kesatuan ini tidak lepas dari pemikiran pribadi dari Mayr sendiri, seperti sikapnya yang anti-katolik, kecurigaannya terhadap parta-partai berhaluan kiri dan kebenciannya terhadap kaum Yahudi. Mungkin pemikiran ini pula yang mengilhami Hitler untuk turut membenci Yahudi di kemudia hari. Namun sungguh ironi bahwa Mayr yang seorang fasis sejati, pembimbing Hitler memulai karier politiknya sebagai seorang agitator yang handal kemudian beralih menjadi seorang Sosial Demokrat, memegang peranan penting sebagai pelopor gerakan sosialis (Reichbanner) dan meninggal dalam kamp konsentrasi di Buchenwald dalam bulan Februari 1945.

Dalam kursus yang pertama yang diadakan hanya dalam satu bulan sesudah bagian itu didirikan, tercatat nama Adolf Hitler sebagai 'agen'. Kursus yang diadakan di Universitas Munchen pada bulan Juni 1919 itu didirikan oleh seorang guru besar dan tiga wartawan serta seorang penerbit. Kursus pertama mengenai sejarah Jerman diberikan oleh Profesor Von Muller, bekas kawan sekolah Kapten Mayr. Pada akhir kursus itu perhatian guru besar ini tertarik oleh suatu kelompok kecil yang mengerumuni seorang pembicara, ia mempunyai suara yang khas, suara kerongkonganya istemwa meskipun wajahnya pucat dan kurus. Sang guru besar memberitahu Mayr tentang perhatiannya kepada anak muda itu, dan Mayr pun mempunyai penilain yang sama. Singkat cerita, Hitler dengan mudah merebut perhatian Kapten Mayr dan sedikit demi sedikit menjadi orang kepercayaan Mayr ketika beberapa agen lain kurang berhasil dalam bidang agitasi dan pidato.

Prestasi Hitler luar biasa, di mana ia beragitasi, ia berhasil menarik perhatian banyak orang dan menumbuhkan semangat pan jermanisme mereka kembali. Sukses ini tentu tidak ia sadari sebelumnya, bahwa ia memiliki bakat yang luar biasa dalam agitasi. Sukses ini juga mengesankan bagi Mayr. Mayr memang tidak 100% menyetujui pemikiran yang Hitler lontarkan, akan tetapi ia tidak dapat menyia-nyiakan seorang yang begitu rajin dan cemerlang. Kira2 pada tahun 1919 ia ditugaskan untuk menghadiri sebuah pertemuan partai buruh kecil untuk kemudian melaporkan kegiatan politik partai itu.

Dalam partai yang beranggotakan selusi orang itu, Hitler menemukan sebuah kesempatan baik untuk memulai karier dalam politiknya. Di sana ia kembali memainkan peranan sebagai pemimpin kelompok, seperti yang ia sering lakukan di masa kanak-kanak. Ia menyadai bakatnya berbicara, dan dengan kekuatan kata-kata yang hebat inilah ia menjadi seorang yang berarti.


Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar


 

Footer Widget #1

Copyright 2010 Aerodeo Messias. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Blogger Template