01/08/11

Mitologi Yunani (3) : Apolo dan Hermes

Leto mengandung dua anak Zeus dan siap melahirkan, Hera sangat cemburu hingga mengutus Piton si ular jahat untuk mengejar Leto dan bayinya yang kelak adalah Apolo dan Artemis, Dewa Terang dan Dewi Terang Bulan.
Tersebutlah pulau Delos yang mengapung kemanapun arus laut bergerak. Leto memohon pada pulau itu untuk melindunginya maka pulau itu akhirnya berhenti, terpasak oleh batu besar yang seketika muncul.
Saat Apolo lahir, dunia menjadi terang benderang setelah murung mengiringi penderitaan Leto selama 9 hari 9 malam. Hefestus menghadiahi Apolo sebuah panah yang akhirnya akan menjadi sarana berakhirnya hidup Piton. Dengan terbunuhnya Piton, Apolo menanggung beban untuk membersihkan dirinya dari kenyataan bahwa ia telah menjadi pembunuh. Maka untuk menebus dosanya ia meninggalkan kedewaannya dan menjadi penggembala di kerajaan Ferae.
Sejak Apolo mengabdi, kekayaan dan kebahagiaan raja Ferae, Admentus, terus mengalir. Hingga pada suatu hari Admetus ingin meminang Alketis, putri Pelias raja Iolkhus yang ingin putrinya tetap bersamanya hingga tua. Ia mensyaratkan bagi yang ingin meminang Alketis menunggangi kereta perang yang ditarik oleh singa dan babi hutan. Berkat bantuan Apolo, Admetus berhasil mengendarainya di sepanjang jalan menuju Iolkhus. Karena kagum pada Admetus, maka Peliaspun dengan senang hati menyerahkan putrinya.
Setelah 9 tahun mengabdi di Ferae, Apolo pun kembali ke Delfi dalam keadaan suci. Sejak saat itu Apolo menjadi dewa pemaaf yang memberikan perlindungan kepada setiap manusia berdosa yang menunjukkan penyesalan yang tulus. Setelah mendirikan monumen keramat di Delos sesuai janji ibunya, Apolo meninggalkan Yunani ke utara ke tempat ibunya tinggal, negeri Hiperborea.
Disinilah tempat musim semi abadi yang senantiasa sejuk, cerah dan mandi cahaya. Ketika Apolo datang, burung-burung menyanyikan lagu selamat datang diantara pohon-pohon dan sinar matahari yang keemasan. Namun, pada saat yang sama, di Yunani awan hitam menutup angkasa. Hujan dan cuaca dingin suram segera tiba karena dewa terang meninggalkannya. Sampai ketika Apolo kembali di Yunani, hari-hari suram pun sirna, pesta besar, lagu-lagu indah mengumandang menyambut matahari, cahaya dan kebahagiaan hidup.
Apolo dan Eros
Apolo dan Eros sering terjebak dalam perselisihan. Maka saat panah asmara Eros menembus jantung Apolo, panah kebencian dan ketakutan dilepaskannya ke jantung peri Dafne, putri Sungai Peneus yang sedang melintas. Jadilah kisah mereka kasih tak sampai, sampai akhirnya sang peri berubah menjadi pohon salam yang wangi karena ucapannya sendiri yang memilih berubah menjadi pohon daripada disentuh Apolo. Sang Dewa sedih bukan kepalang, dipetiknya beberapa helai daun salam itu dan dijadikan mahkota pada rambut emasnya.
Apolo yang tampan juga tidak berhasil memiliki Marpesa, putri Evenus raja Atolia. Syahdan Evenus hanya ingin menikahkan putrinya dengan seseorang yang bisa mengalahkan dirinya dalam pertarungan dengan kereta perang. Tak seorangpun yang bisa mengalahkan Evenus. Sampai datanglah Idas, sang pahlawan putra raja Mesene yang tak terkalahkan.
Marpesa sangat terkejut dan dalam hati tak ingin menikah dengan orang yang akan membunuh ayahnya sendiri. Idas tahu kecemasan sang Putri, maka diajaknya Marpesa pergi diam-diam sebelum pagi datang.
Evenus minta tolong Apolo untuk mengejar Idas. Apolo yang mencintai Marpesa segera membantu. Tetapi Avenus tewas saat menyeberangi sungai, Apolo memberi nama sungai itu Sungai Avenus dan kembali mengejar Idas.
Pertarungan antara Idas dan Apolo berlangsung sengit, sampai Zeus turun tangan dan melerai. Zeus memerintahkan Marpesa memilih, dan pilihannya jatuh pada Apolo alasannya ia manusia yang akan segera tua dan Apolo adalah dewa yang abadi. Zeus mengabulkan pilihan itu.
Eskulapius
Eskulapius adalah putra Apolo disamping Pan dewa hutan berkaki kambing, ibunya bernama Koronis putri raja Tesalia yang meninggal saat melahirkan Eskulapius. Ia diserahkan kepada Kherion guru paling bijaksana di seluruh dunia.
Di Gunung Phelion, Eskulapius belajar ilmu obat-obatan. Ia akhirnya bahkan bisa menghidupkan orang mati tetapi karena kemampuannya itu ia dihukum oleh Zeus, dibuang ke Hades. Tetapi Eskulapius bersama dua putrinya Higela, ahli kebersihan dan Panakea, ahli obat-obatan tetap menolong orang sakit. Panakea membuat ramuan untuk segala penyakit, yang dikenal sebagai (obat) Panakea.
Hermes
Hermes dewa yang cerdik sedikit licik dan Apolo selalu ada kisah yang seru. Hermes putra Zeus dari ibu Maia, sejak masih bayi sudah membuat ulah. Balita itu bisa mencuri ternak dewa Olympus yang digembala oleh Apolo. Kelak ia juga mencuri Trisula Poseideon, pedang Ares bahkan halilintar Zeus!
Hermes adalah dewa yang penuh kontroversi. Ia cerdas tetapi memiliki sisi ‘manusia’ yang tinggi. Ia konon pelindung para cerdik pandai termasuk ahli hukum yang kadang dekat dengan tipu muslihat. Ia juga dewa bagi pencuri dan para buruh dan petani serta penggembala. Bahkan topi yang dikenakannya adalah topi penggembala. Ia juga dewa para atlet karena sangat mencintai olahraga.
Dafnis adalah putra Hermes yang ditinggalkan ibunya, seorang peri dari Sisilia. Ia ditinggalkan di bawah pohon dafne atau salam dalam bahasa Yunani. Dafnis sangat ahli dalam bermusik. Ia kemudian berpasangan dengan peri Like (Lyce) yang bersuara emas. Mereka sangat bahagia hingga Dafnis bersumpah kepada para dewa untuk dibutakan matanya jika ia berpaling untuk wanita lain. Maka saat ia digoda oleh perempuan ahli sihir, ia pun akhirnya menjadi buta dan akhirnya meninggal jatuh ke dalam jurang. Di tempat itu terbitlah sebuah mata air, dan konon seruling Dafnis masih sering terdengar di tempat itu.***



Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar


 

Footer Widget #1

Copyright 2010 Aerodeo Messias. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Blogger Template