Juventus berpeluang melesat membelah dominasi dua klub asal Milan.
Musim panas 2009, Juventus melakukan aktifitas luar biasa dan terlihat siap menambah koleksi trofi di markas klub. Ketika itu tidak ada alasan bagi loyalis Bianconeri untuk merasa pesimistis karena manajemen klub dengan murah hati menggelontorkan dana hingga lebih dari €50 juta untuk mendatangkan Fabio Grosso, Diego dan Felipe Mello. Ketiga pemain tersebut digadang bisa menghentikan dominasi Inter. Ciro Ferrara yang sukses menghadirkan dua kemenangan di dua laga terakhir musim sebelumnya sebagai pelatih sementara kemudian ditunjuk menjadi pelatih kepala. Namun apa yang terjadi kemudian? Ferrara dipecat di musim dingin, nasib klub tragis, Juventus berada di luar zona Liga Champions.
Jika diperhatikan lebih mendetail, situasi sama terlihat jelang bergulirnya musim 2011/12. Antonio Conte memang mengklaim skuad besutannya masih bisa dianggap sebelah mata oleh AC Milan dan Inter, tetapi fans Juventus memiliki sederet alasan untuk meyakini klub kesayangannya bakal menyeruak di antara dominasi dua raksasa yang berbagi markas di Giuseppe Meazza tersebut.
KUALITAS LINI DEPAN |
Sekarang situasi berbalik, Del Piero dan Quagliarella yang akan bergantian berperan sebagai pelapis bagi Mirko Vucinic dan Alessandro Matri. Antonio Conte dan Giuseppe Marotta sepertinya sudah mengerjakan pekerjaan rumah di lini depan.
Anda bisa bayangkan, jika pemain sekaliber Amauri, Iaquinta dan Luca Toni saja harus duduk di bangku cadangan dan sulit menembus tim inti, bagaimana mengerikannya ketajaman Juventus sekarang.
KESEIMBANGAN LINI TENGAH |
Bagaimana dengan sekarang? Lini tengah Juventus terbilang lebih seimbang. Andrea Pirlo memang sudah berkepala 3, tetapi jika dia diberikan peran tepat, pengaruh gelandang sarat pengalaman itu akan langsung terasa. Belum lagi kehadiran Arturo Vidal yang bisa memberi dukungan penuh bagi Pirlo. Jangan lupakan nama Michele Pazienza, pemain ini bisa menjadi alternatif ketika dibutuhkan.
ANTONIO CONTE |
Berbicara soal skema permainan, Conte dikenal memiliki pakem 4-2-4 yang lebih dinamis. Skema ini menghadirkan ancaman setiap saat bagi lawan karena Juventus bakal terlihat lebih atraktif dan positif (menyerang). Darah hitam-putih yang begitu melekat akan menjadi pelecut semangat tambahan bagi Conte untuk mengembalikan kejayaan tim.
MASA TRANSISI INTER |
Namun apa yang terjadi di Inter? Sejak menjadi raja Eropa 2010 lalu, I Nerazzurri selalu kesulitan menambah kualitas tim. Perkembangan terakhir dari Meazza bahkan berpotensi melemahkan tim dengan kemungkinan kepergian Samuel Eto'o dan pintu keluar Wesley Sneijder menganga lebar.
Penggemar Juventus di seluruh penjuru dunia pasti ingin melihat timnya mengakhiri musim lebih baik dari pada Inter untuk kali pertama sejak kasus memalukan Calciopoli menimpa klub.
FOKUS PENUH DI KOMPETISI DOMESTIK |
Liga Champions masih menjadi mimpi jangka panjang Juventus, tetapi di musim mendatang pasukan Conte dipastikan akan selalu terlihat bugar sepanjang tahun kompetisi. Faktor cedera dan keletihan pemain bisa menjadi faktor kesuksesan klub. Di saat para rival harus berjibaku di kompetisi Eropa dan memainkan pertandingan lebih banyak, fokus Juventus hanya tercurah pada kompetisi domestik, tidak ada yang lain. Tetapi dengan fokus terpusat, tidak ada lagi alasan bagi klub untuk menuai kegagalan.
Related Article:
0 komentar:
Posting Komentar